by Bhakti Unggul Teknovasi
Share
by Bhakti Unggul Teknovasi
Share
Sampah seringkali dianggap sebagai masalah dan beban bagi lingkungan. Tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) menghasilkan bau tak sedap, mencemari tanah dan air, dan menjadi habitat bagi nyamuk dan serangga pembawa penyakit.
Namun, jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda, sampah sebenarnya merupakan sumber daya yang belum dimanfaatkan secara optimal. Terutama, manfaat sampah organik dan anorganik, keduanya memiliki potensi untuk memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan dan ekonomi jika dikelola dengan benar.
Dalam artikel ini, kita akan membahas manfaat dari kedua jenis sampah tersebut serta upaya yang dapat dilakukan untuk memanfaatkannya secara maksimal.
Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik
Sampah merupakan bagian tak terelakkan dari kehidupan manusia. Setiap hari, kita menghasilkan berbagai jenis sampah, baik organik maupun anorganik. Dengan mengetahui jenis-jenis sampah yang ada di sekitar kita, maka akan memudahkan dalam pengelolaannya.
Berikut ini beberapa perbedaan sampah organik dan anorganik
Sampah Organik
Sampah organik berasal dari sisa makhluk hidup, seperti sisa makanan, daun kering, sayuran busuk, sisa nasi, kulit buah, dan lain sebagainya. Sampah ini memiliki karakteristik yang mudah terurai secara alami oleh mikroorganisme.
Sampah Anorganik
Sedangkan sampah anorganik, berasal dari bahan non-hayati. Sifatnya tidak bisa terurai secara alami dan membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun. Bahkan ada yang tidak bisa terurai.
Contoh sampah anorganik seperti plastik, kaca, logam, dll.
Baik sampah organik maupun anorganik, jika pengelolaannya tidak dilakukan dengan tepat, maka akan memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Contohnya saja sampah organik yang notabene bisa terurai, sampah organik ini jika sembarangan dibuang begitu saja, maka akan menimbulkan bau busuk yang mengganggu lingkungan.
Tempat pembuangan sampah mengapa baunya tidak enak, karena di sana banyak sampah organik yang membusuk dan bercampur satu sama lain. Bahkan sampah organik ini bisa menghasilkan gas metana yang berkontribusi pada perubahan iklim.
Untuk itu baik sampah organik dan anorganik perlu pengelolaan yang tepat. Tidak hanya sekadar dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir, tetapi juga harus dikelola agar kita bisa merasakan manfaat sampah organik dan anorganik tersebut.
Manfaat Sampah Organik
Sampah organik ini sebenarnya berkah dari alam. Karena sumbernya ya memang dari alam. Sampah organik seperti sisa makanan, sayuran, kulit buah, semua itu dari alam. Sehingga semua yang datangnya dari alam pasti akan memiliki manfaat bagi alam asal dikelola dengan benar.
Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari sampah organik, di antaranya:
1. Sumber Pupuk Kompos yang Ramah Lingkungan
Salah satu manfaat utama sampah organik adalah sebagai bahan baku pupuk kompos. Kompos adalah bahan penyubur tanah yang kaya akan unsur hara, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.
Kompos dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan retensi air. Penggunaan kompos dapat membantu petani mengurangi penggunaan pupuk kimia yang dapat mencemari lingkungan.
Jika mau mengambil manfaat dari sisi ekonomi, Anda juga bisa membuat pupuk kompos sendiri dari sisa makanan rumah tangga, kemudian untuk pupuk tanaman hias maupun pupuk pertanian.
2. Mengurangi Pencemaran Udara
Sampah organik yang dibuang begitu saja ke tempat pembuangan sampah akhirnya akan membusuk dan menghasilkan gas metana, yang merupakan gas rumah kaca yang sangat berbahaya.
Namun, dengan mengelola sampah organik melalui pengomposan, proses pembusukan dapat dikendalikan dan gas metana dapat diminimalkan. Selain itu juga bisa mengelolanya dengan membakar sampah. Tetapi membakarnya dengan menggunakan incinerator sampah. Yaitu alat yang digunakan untuk membakar jenis sampah apapun yang hasil pembakarannya sangat ramah lingkungan.
Hal ini berarti bahwa dengan memanfaatkan sampah organik, jika juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi dampak negatif terhadap kualitas udara.
3. Pakan Ternak yang Bernutrisi Tinggi
Sampah organik seperti sisa sayuran dan buah-buahan dapat diolah menjadi pakan ternak yang kaya akan vitamin dan mineral. Pakan ternak yang terbuat dari sampah organik dapat membantu peternak menghemat biaya pakan dan meningkatkan kualitas ternak mereka.
Contohnya, maggot, larva dari lalat BSF (Black Soldier Fly), dapat diolah dari sampah organik seperti sisa sayur dan buah. Maggot kaya akan protein dan lemak, sehingga dapat menjadi sumber nutrisi yang baik untuk ayam, bebek, ikan, dan hewan ternak lainnya.
4. Sebagai Biogas Energi Ramah Lingkungan
Sampah organik juga dapat diolah menjadi biogas, yang merupakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Biogas dihasilkan dari proses fermentasi anaerobik sampah organik.
Biogas dapat digunakan untuk memasak, penerangan, dan bahkan untuk menghasilkan listrik. Penggunaan biogas dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan energi.
Salah satu desa di Kabupaten Boyolali Jawa tengah, mereka mengolah kotoran sapi menjadi biogas yang sangat bermanfaat untuk masyarakat.
Manfaat Sampah Anorganik
Apakah sampah anorganik bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih bernilai? Tentu. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengubah sampah anorganik menjadi lebih bermanfaat. Beberapa di antaranya adalah :
1. Daur Ulang Bahan Baku
Sampah anorganik, seperti kertas, plastik, logam, dan kaca, dapat didaur ulang untuk menghasilkan bahan baku baru. Proses daur ulang ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir, tetapi juga mengurangi penggunaan sumber daya alam yang terbatas.
Sampah anorganik dapat diolah menjadi berbagai macam kerajinan tangan yang indah dan bernilai jual. Contohnya, botol plastik bekas dapat diolah menjadi tas, pot bunga, dan hiasan dinding. Kaleng bekas dapat diolah menjadi miniatur mobil, pesawat, dan lampu hias. Kaca bekas dapat diolah menjadi vas bunga, mozaik, dan dekorasi rumah.
2. Bahan Baku Industri
Beberapa jenis sampah anorganik, seperti plastik dan logam, dapat didaur ulang menjadi bahan baku industri. Daur ulang ini dapat membantu mengurangi penggunaan bahan baku baru dan menghemat sumber daya alam.
Contohnya, botol plastik bekas dapat didaur ulang menjadi plastik baru untuk botol minuman, kemasan makanan, dan lainnya. Kaleng bekas dapat didaur ulang menjadi aluminium untuk berbagai keperluan industri.
3. Bank Sampah
Bank sampah menjadi solusi inovatif untuk pengelolaan sampah anorganik. Bank sampah adalah tempat pengumpulan dan pengelolaan sampah yang dapat membantu meningkatkan nilai ekonomi sampah. Masyarakat dapat menjual sampah anorganik mereka ke bank sampah dan mendapatkan penghasilan tambahan.
Dari bank sampah, nantinya sampah-sampah yang terkumpul akan dikelompokkan kemudian diolah sesuai jenisnya. Atau beberapa ada yang dikirim ke tempat daur ulang sampah.
Dengan seperti ini maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi sirkular.
Meminimalisir Penumpukan Sampah di TPA
Meskipun kita sudah memahami manfaat sampah organik dan anorganik, tetapi sekarang ini banyak yang beranggapan membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah solusi dan seakan permasalah sampah sudah selesai. Padahal kalau kita mau melihat ke TPA, di sana banyak sekali permasalahannya. Salah satunya adalah volume sampah yang semakin membludak dan lahannya semakin sempit.
Hal ini dikarenakan tidak adanya pengelolaan sampah yang jelas. Akhirnya sampah menumpuk dan dibiarkan menggunung begitu saja. Untuk itu perlu dilakukan pencegahan mulai dari lingkungan rumah tangga agar tidak semakin banyak sampah yang dibuang ke TPA.
Lalu bagaimana mengurangi penumpukan sampah di TPA?
Salah satu solusi cepat dan tepat yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan Tel-Urator. Tel-Urator adalah incinerator sampah yang dapat membakar semua jenis sampah dalam hitungan jam tanpa menimbulkan risiko atau bahaya bagi lingkungan. Sampah yang dibakar akan menjadi abu dan asap pembakarannya sangat ramah lingkungan.